Senin, 02 November 2009

Harapan baru untuk Pak Suswono.

Apa kabar penyuluh pertanian Indonesia?
Pelantikan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II beberapa waktu lalu menurut saya cukup menarik.  Termasuk di pos Menteri Pertanian, sosok baru kini menghuni Departemen Pertanian.  Dialah Ir.Suswono, sosok yang kini menggantikan Bapak Anton Apriantono untuk menduduki kursi Menteri Pertanian.  Walaupun berbagai keberhasilan berhasil dicapai oleh Anton Apriantono namun Presiden SBY tidak mengangkatnya kembali. Berbagai spekulasi beredar di masyarakat, namun kita harus menyadari semua bahwa pengangkatan menteri adalah hak prerogratif seorang Presiden.

Kita tidak ingin  berbeda pendapat perihal pengangkatan menteri pertanian tersebut. Mari kita terima dan kita dukung siapapun yang menjadi menteri.  Berbagai tantangan menghadang di depan kita.  Harus kita akui kinerja Departemen Pertanian di bawah Pak Anton cukup berhasil, salah satu yang menonjol adalah keberhasilan swasembada beras.   Ini adalah keberhasilan yang cukup membanggakan dan harus kita apresiasi.

Sekarang   tantangan ke depan sungguh tidak ringan.  Selain bagaimana mempertahankan prestasi swasembada beras dan melanjutkan berbagai keberhasilan sebelumnya.  Seperti yang kita ketahui petani dan keluarganya masih dilingkupi berbagai kekurangan dan hambatan.  Penurunan produktivitas yang terus dialami para petani, penguasaan lahan yang semakin mengecil, distribusi pupuk yang masih belum berjalan dengan benar, terbatasnya akses petani kepada lembaga keuangan serta semakin menurunya nilai tukar petani adalah sebagian persoalan yang menjadi PR bagi Menteri Pertanian yang baru. 

Tidak kalah pentingnya adalah membanjirnya produk pertanian impor yang begitu mudah masuk ke pasar - pasar tradisional dan mendesak produk para petani kecil kita.  Ini tentu memerlukan kerjasama dan penanganan lintas sektoral bukan hanya Departemen Pertanian saja tetapi Departemen Pertanian lah yang seharusnya paling berperan sebagai leading sektor.

Permasalahan pupuk juga masih menjadi kendala di beberapa tempat bukan hanya persoalan distribusi saja tetapi juga persoalan melambungnya harga pupuk jauh di atas HET.  Termasuk pasokan gas dan susbsidi pupuk juga perlu lebih dioptimalkan lebih jauh lagi.  Sehingga ke depan persoalan pupuk ini dapat lebih diatasi dengan menata alur distribusi dan meningkatkan pengawasan terhadap para distributor.

Termasuk permasalahan yang cukup merisaukan kita adalah belum berfungsinya kelembagaan penyuluhan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan (SP3K). Masih ditemui beberapa daerah belum membentuk kelembagaan tersebut.  Ini tentu pekerjaan yang tidak mudah, bagaimana agar ke depan lebih berupaya untuk lebih mendorong pemerintah daerah agar lebih cepat membentuk kelembagaan penyuluhan sesuai dengan yang diamanatkan oleh UU SP3K tersebut.

Saya kira beberapa permasalahan di atas cukup mewakili pernasalahan yang umum dihadapi oleh para petani dan dunia pertanian kita.  Segenap insan pertanian sangat berharap banyak kepada Bapak Menteri Pertanian yang baru, mudah-mudahan Pak Sus dapat melanjutkan keberhasilan yang telah dicapai oleh Pak Anton Apriantono dan membuat prestasi yang lebih baik lagi.  

Selamat bertugas Pak Sus dan untuk Pak Anton terima kasih atas prestasi dan pengabdian yang telah ditorehkan selama 5 tahun terakhir.

Salam Tani.,


1 komentar:

Rakhmat Hidayat mengatakan...

Semua memang harapan baru, begitu juga bagi kami THL-TBPP se Indonesia, tapi baru beberapa hari menjabat kok THL-TBPP angkatan I sudah di putus kontraknya? Ini bagaimana? Sekarang yang ada cuma hanya tinggal sebuah harapan tanpa kepastian.